
Maarifnupati.com - Generasi Z dikenal sebagai generasi yang akrab dengan teknologi. Untuk menjangkau mereka, Sekretaris Lembaga Pendidikan Ma'arif PBNU, Harianto Oghie, menyarankan pendekatan baru dalam pembelajaran nilai-nilai moderasi beragama. Dalam Workshop Peningkatan Moderasi Beragama yang diadakan pada Rabu-Kamis (20-21/11/2024) di Hall Sunan Drajat, Pusat Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Oghie menyoroti peran Artificial Intelligence (AI) dan game edukasi sebagai alat pengajaran yang efektif. "Transformasi pembelajaran melalui AI dan game edukasi yang menarik dapat menjadi cara baru mengenalkan sembilan nilai moderasi beragama, sekaligus mengurangi dampak negatif dari game dan judi online," katanya.
Oghie juga menegaskan bahwa nilai-nilai moderasi beragama telah lama menjadi bagian dari budaya di lingkungan pendidikan Ma'arif NU. Nilai-nilai seperti toleransi, penghormatan terhadap budaya, antikekerasan, dan kebangsaan telah diajarkan sejak dini. "Bahkan sekolah/madrasah Ma'arif NU melayani peserta didik non-Muslim dengan baik sesuai keyakinannya, sebagai bentuk nyata merawat keberagaman dalam keberagamaan," tambahnya.
Soleh Abwa, Pengurus LP Ma'arif PBNU sekaligus seorang guru, dalam sesi materi menekankan pentingnya integrasi empat indikator moderasi beragama sesuai KMA Nomor 450 Tahun 2024 ke dalam modul dan RPP PAI. "Indikator tersebut mencakup komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal," jelasnya. Nilai-nilai seperti keseimbangan (tawazun), keteladanan (qudwah), toleransi (tasamuh), dan inovasi (tatawwur wal ibtikar) juga diharapkan dapat terintegrasi dalam pembelajaran sesuai dengan fase pendidikan.
Sementara itu, Sekretaris LP Ma'arif NU Jawa Timur, Sunan Fanani, menekankan bahwa moderasi beragama harus menjadi budaya di lingkungan sekolah Ma'arif NU. "Dengan mengedepankan pembelajaran inklusif dan bebas diskriminasi, lingkungan pendidikan yang toleran, antikekerasan, dan bebas perundungan akan terbentuk," ujarnya.
Workshop ini bertujuan memperkuat peran guru dalam menanamkan pemahaman moderasi beragama sebagai bagian dari misi membangun peradaban bangsa yang beragam dalam bingkai NKRI. Kegiatan ini diikuti oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK dari berbagai kabupaten di Jawa Timur seperti Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Gresik, Surabaya, dan Mojokerto.